Selasa, 09 Oktober 2018

Asal mula kata Algoritma


Apa yang terlintas dibenakmu ketika mendengar atau membaca kata “Algoritma”?

Pemrograman dalam matematika ..? Atau sistem pemrograman komputer ..?
Benar ya guys, jawaban diatas adalah jawaban dari “Algoritma Pemrograman”. Tapi di post kali ini kita akan bahas tentang “Algoritma” dalam artian yang lebih luas lagi ..
Oke mari kita bahas ..
“Algoritma”, adalah seperangkat langkah metodis yang bisa digunakan untuk melakukan kalkulasi, pemecahan masalah dan mencapai keputusan-keputusan.
sebuah “Algoritma” bukan kalkulasi khusus, melainkan metode yang diikuti ketika membuat kalkulasi. Dalam bahasa yang lebih simpel bisa kita sebut “Prosedur/proses”.
Tanpa kita sadari, “Algoritma” menemani kita dalam kehidupan sehari-hari. Dari menyiapkan sup sampai memperjudikan kehidupan ..
Tak jarang kita menemukan suatu problema yang harus kita perhitungkan matang-matang suatu “Algoritma” tersebut.
Kita tau ..
Kehidupan manusia purba berawal dari homo heidelbergensis berevolusi dan berevolusi sampai pada saat ini kita kenal “homo sapiens/manusia modern”.(Cmiiw)
Apa yang membuat “homo sapiens” bisa bertahan hingga saat ini?
Jawabannya adalah sistem “Algoritma” yang digunakan oleh “homo sapiens” lebih unggul daripada pendahulu atau yang diperkirakan hidup dimasa yang sama seperti homo neanderthal dan genus homo lainnya.
Memperjudikan Kehidupan.
Sebuah kata yang tepat untuk menceritakan bagaimana kepunahan homo diluar “homo sapiens” dan bertahannya “homo sapiens”(baca : kita) hingga saat ini.
Sepenggal cerita problem survival,
Seekor babun melihat sejumlah pisang menggantung dipohon, tetapi juga melihat seekor singa sedang mengintai didekatnya. Apakah babun akan mempertaruhkan nyawanya untuk pisang-pisang tersebut?
Ada 2 kemungkinan yang terjadi dari kisah diatas, kemungkinan bahwa babun akan mati kelaparan jika tidak makan pisang-pisang itu versus kemungkinan bahwa singa akan menangkap babun itu.
Untuk menentukan “Algoritma” dalam langkah tersebut ia harus mengumpulkan beberapa data terlebih dahulu, seberapa jauh jaraknya dari pisang? Seberapa jauh singanya? Seberapa cepat ia bisa lari Seberapa cepat singa bisa lari? Apakah singa itu bangun atau sedang tertidur? Apakah singa itu tampak lapar atau sedang kenyang? Ada berapa banyak pisang disana? Apakah besar atau kecil pisang tersebut?
Selain data external tersebut, babun juga harus memperhitungkan informasi tentang kondisi-kondisi dalam tubuhnya, jika ia kelapran masuk akal untuk mempertaruhkan nyawanya demi pisang-pisang tersebut apapun rintangannya. Sebaliknya, jika ia sedang kenyang untuk apa ia harus mengambil resiko?
Seekor babun penakut yang “Algoritma”nya terlalu tinggi mengestimasi bahaya akan kelaparan sampai mati, dan gen-gen yang membentuk algoritma pengecut ini akan lenyap bersamanya. Seekor babun nekat yang “Algoritma”nya merendahkan bahaya akan menjadi santapan sang singa, dan gen-gen kecerobohannya juga akan gagal sampai ke generasi berikutnya. “Algoritma-Algoritma” ini menjalani kendali mutu terus-menerus oleh “Seleksi alam”, hanya binatang yang mampu mengalkulasikan “Probabilitas” dengan benar yang bisa meninggalkan keturunan dibelakangnya.
Kembali ke “homo sapiens”.
Sepenggal cerita babun diatas menggambarkan bagaimana “Algoritma” sang babun bekerja, semua yang kita rasakan saat ini dari perkembangan zaman, kemajuan tekhnologi hingga imortalitas adalah hasil dari “Algoritma” yang tinggi dari “homo sapiens”.
Proses akan terus berjalan sejalannya waktu, tidak menutup kemungkinan kita akan melewati problema yang lebih sulit dan lebih sulit lagi.
Oh iya, “Algoritma” juga berjalan sesuai Naluri, setiap kita memiliki kalkulasi naluri yang luar biasa.
Diskusi adalah membenarkan yang salah, so jika ada yang salah dengan tulisan saya tolong dikoreksi. Semoga semua pembaca berbahagia ..
Semoga dapat dipahami,
1 lagi, tulisan ini tidak di copy dari google atau web manapun, penjelasan algoritma dipersingkat dari wikipedia, kisah babun dan homo sapiens diambil dari buku homo deus by yufal noah harari.

Advertisement


EmoticonEmoticon